Pages

Subscribe:

Kamis, 27 Oktober 2011

Wireless Seluler

Fixed wireless access atau telepon tetap nirkabel, adalah jaringan telepon tetap, yang tidak menggunakan kabel. Di Indonesia, operator-operator telekomunikasi menggunakan jaringan seluler CDMA sebagai pengganti kabel disebabkan mahalnya biaya investasi kabel telepon.
FWA juga dikenal dengan Radio in the Local Loop (RLL) atau Wireless Local Loop (WLL) . FWA digunakan sebagi pengganti kawat tembaga atau sebagian bagian local loop pada jaringan telepon.
Lisensi FWA menggunakan penomoran telepon biasa yakni menggunakan kode are misalnya 021 untuk Jakarta,. Berbeda dengan FWA, lisensi seluler mengikuti kaedah penomoran seluler lainnya yakni dengan awalan 08xx. Artinya, layanan FWA tidak bisa dibawa ke luar kota kecuali dengan mengganti sementara dengan nomor kode area daerah setempat.
Kini, kedua lisensi tersebut lazim digunakan pada CDMA (Code Divission Multiple Access). Perbedaan lisensi ini berdampak pada tarif. Tarif CDMA FWA relatif murah mengikuti penarifan telepon biasa "(fixed-line)", sedangkan CDMA seluler mengikuti tarif layanan GSM pada umumnya karena operator harus bayar BHP frekuensi dan lain sebagainya, sementara operator FWA tidak perlu.

Sistem fixed merupakan sistem yang menyediakan pelayanan pelanggan tetap. FWA merupakan competitor bagi wireline dimana FWA dihaeapkan dapat menyediakan kualitas dan kompetisi,variety dan ketersediaan dengan biaya yang bersaing.

 

Sistem Fixed Wireless Access

Pada dasarnya, FWA memiliki sistem yang hampir sama dengan mobile selular. FWA menggunakan konfigurasi selular. Base station dan terminal station mencakup area yang terbatas. Konfigurasi selular menyediakan spectrum yang lebih efisien karena menggunankan frequency reuse. Bagaimanapun juga FWA berbeda dengan sistem selular mobile wireless access (MWA) terutama pada berbagai jenis pelayanan yang disediakan, skenerio penggelaran, penggunaan frekuensi dan manajemen frekuensinya.FWA menyediakan akses network pengganti wireline untuk fixed user.
Wireline jenis FWA memerlukan sistem yang berbeda dengan spektrum selluler dari segi jumlah maupun jenis. FWA dapat beroperasi pada frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan teknologi selular, namun memerlukan cakupan yang lebih baik (yaitu dengan frekuensi dan tingkat daya yang lebih rendah) dari sistem penyiaran atau broadband.
Wireline jenis FWA ada dan sedang mulai dilakukan di seluruh dunia oleh vendor seperti Nortel, dan Lucent Technologies DSC Komunikasi dan saat ini sedang dievaluasi oleh operator utama Amerika Utara, banyak yang sudah menggunakan FWA dalam proyek-proyek dan operasi di luar negeri. Amerika Serikat dan Kanada merupakan pasar bagi FWA namun belum berkembang karena belum da spektrum yang sesuai bagi teknologi dan aplikasi ini.
Pelayanan FWA dan Perbedaannya dengan sistem Mobile Wireless Access Terdapat lima syarat yang harus dimiliki oleh FWA,yaitu :


Availability

Pelayanan FWA disediakan melalui udara. Kualitas suara tidak lebih jelek dari kualitas toll.Kecepatannya tidak lebih lambat dari sistem wireline.sistem wireline, menggunakan vocoder dan memiliki bandwidth yang terbatas sehingga menghasilkan kualitas yang kurang maksimal. Pada MWA, kualitas dan pelayanan sringkali mengalami delay yang cukup panjang . Hal ini karena kadang-kadang, sistem mobile mengalami keadaan Hot-Spot dimana pengguna menuju suatu sel tertentu dan membebadi siste. Hal ini tidak dialami oleh FWA karena penggunanya berada dalam posisi yang tetap. Dan telah diketahui.


Reliability

Tingkat reliability FWA 99,99%, sementara MWA 90%.


Transparansi

Pelayanan FWA beroperasi secara transparan pada pelayanan sentralokal dengan telepon reguler.FWA tidak dapat menggunakan mobile terminal untuk pengganti telepon fixed dan tidak mendapatkan level pelayanan yang sama jika menggunakan mobile terminal. Hal ini disebabkan karena terminal MWA memelukan penyesuaian untuk beroperasi seperti regular fixed phone. Sistem MWA tidak didesign untuk berbagai jenis transparancy.


Bandwidth

Bandwidth memiliki spektrum elektromagnetik di udara dan mengakibatkan resource terbatas dan bandwitdh selalu menjadi masalah bagi sistem wireless. Untuk masa yang akan datang FWA akan berkompetisi lebih keras dengan sistem wireline. xDSL, Kabel koaksial dan kabel optik. Kebutuhan untuk bersaing mendorong sistem FWA menuju bandwidth dan band frekuensi yang lebih tinggi, dimana pengirim dan penerima harus line of sight dan hampir tidak mungkin untuk mobility.
Perbedaan juga terlihat pada kriteria performansi untuk MWA yang merata untuk seluruh area dimana pengguna bergerak, sedangkan FWA dijalankan untuk memenuhi pelayanan level minimal untuk masing-masing pengguna. FWA diperlukan untuk menyediakan level pelayanan yang lebih baik dibandingakan sistem MWA, oleh karena itu MWA didesign dan digelar untuk pelayanan mobile yang tidak mungkin sebaik pelayanan fixed. Menyediakan mobility bagi FWA, menyediakan kemam bukanlah masalah sepele. Sistem MWA harus support mobility kemudian features dan pelayanan seperti kemampuan hand off dan roaming harus disediakan.


Cakupan FWA

Fixed terminal station dipasang diluar ruangan seperti atap rumah. Lingkungan propagasi merupakan salah satu faktor utama, pembeda antara pelayanan. Dengan demikian, akan tersedia sebuah kondisi propagasi line of sight atau mkendekati line of sight antara base station dan terminal station. Dalam sistem fixed, dimungkinkan untuk memasang antena directional pada terminal station. Dengan antena langsung "directivity", akan tercipta frekuensi yang lebih tinggi. Selain itu antena ini dapat mengurangi interferensi dengan base station lain dan dapat mengurangi multipath.
Dalam hal cakupan, FWA difokuskan untuk sebuah setting yang tidak harus berdekatan lokasinya. Hal ini tentunya berbeda dengan sistem MWA yang digunakan untuk mengcover area yang berdekatan dalam suatu area kota.


Standar dan Ketentuan Penggunaan FWA

Standar yang digunakan FWA saat ini adalah, GSM, AMPS, IS-136, IS-95 untuk mobile cellular, DECT dan PHS untuk cordless phone, memungkinkan interoperability antar peralatan untuk perusahaan yang berbeda-beda dan standar yang akan datang (IMT-2000) dikembangkan untuk mengurangi jumlah standar-standar di masa yang akan datang. Jika dibandingkan dengan MWA, standar FWA lebih rendah. Sedangkan operator FWA di negara-negara dunia dibedakan antara satu negara dengan negara lain, hal ini untuk menghindari monopoli. Hal ini tentunya menghambat proses konvergensi FWA.
Secara ekonomi, FWA merupakan suatu produk teknologi yang cepat dan ekonomis. FWA dapat menyediakan akses secara cepat dengan hanya membutuhkan base station dan terminal dan terminal station


Contoh Penggunaan FWA di Indonesia

Di Indonesia,Awalnya,lisesnsi FWA diberikan kepada Telkom. Produk telkom dengan lisensi FWA adalah Telkom Flexi. Target pasarnya adalah masyarakat perkotaan. Flexi menawarkan layanan handset yang mobile dan sudah setara dengan GSM. Indonesia memang satu-satunya negara yang operator FWA nya menjual layanan selular. Pada dasarnya, lisensi FWA mengandalkan teknologiCDMA2001x,diperuntukkan umtuk menggantikan fixed-phone di daerah-daerah yang sulit dan tidak memungkinkan untuk membangun kabel PSTN. Namun, teknologi ini di Indonesia digunakan pula di perkotaan yang sebenarnya dapat menggunakan kabel PSTN.



 Sumber : www.wikipedia.com

Asynchronous Transfer Mode (ATM)


Asynchronous Transfer Mode atau Mode Transfer Asinkron (disingkat ATM) adalah nama sebuah jaringan khusus. ATM merupakan sebuah teknologi lapisan 2, yang dapat digunakan oleh siapa saja, namun sekaligus merupakan sebuah jaringan publik sebagaimana halnya Internet, dengan sistem pengalamatan yang dikelola secara rapi, sehingga setiap perangkat di dalam jaringan dapat memiliki sebuah identitas yang unik. 


Mengenal Asynchronous Transfer Mode

Asynchronous Transfer Mode merupakan standar internasional untuk cell relay di mana multiple tipe layanan (semisal suara digital /voice, video, atau data) disampaikan dalam fixed length (53-byte) cells.[2] Fixed-length cells memungkinkan proses sel (cell) berlangsung dalam perangkat keras (hardware), dengan demikian akan mereduksi keterlambatan transmit.[2] ATM dirancang untuk transmisi media berkecepatan tinggi seperti E3, SONET, dan T3.[2]
Pada ATM seluruh informasi yang akan ditransfer akan dibagi menjadi slot-slot dengan ukuran tetap yang disebut sel. Ukuran sel pada ATM adalah 53 oktet (1 oktet =8 bits) yang terdiri dari :[3]
  • 48 oktet untuk field informasi, dan
  • 5 oktet untuk header.
Sebagai teknologi yang dipilih oleh International Telecommunication Union (ITU, sebelumnya CCITT) untuk ISDN jalur lebar(broadband), protokol komunikasi ini juga dispesifikasikan oleh ATM Forum untuk transmisi 155 Mbps pada layer data link menggunakan kabel twisted pair dan aplikasi dalam pengkabelan fiber optik dalam versi yang terakselerasi dari Asynchronous Time Division Multiplexing (ATDM) untuk membawa banyak aliran informasi melalui sebuah kanal komunikasi.[4]
ATM berbeda dalam beberapa hal dari teknologi data link lain yang lebih umum seperti Ethernet.[4] Sebagai contoh, ATM tidak melibatkan routing. Komponen perangkat keras yang disebut ATM Switch membentuk koneksi point to point antara kedua ujung transmisi, dan data mengalir langsung dari sumber ke tujuan.[4] ATM tidak menggunakan paket dengan panjang yang berubah-ubah, tetapi menggunakan sel berukuran tetap.
Kinerja ATM diekspresikan dalam bentuk tingkatan OC (Optical Carrier), dan ditulis sebagai "OC-xxx". Tingkatan kinerja setinggi 10 Gbps (OC-192) secara teknis bisa dicapai dalam ATM. OC-3 (155 Mbps) dan OC-12 (622 Mbps) adalah tingkatan kinerja yang lebih umum untuk ATM. ATM dirancang untuk mendukung pengelolaan pita lebar (bandwidth) yang lebih mudah. Tanpa adanya routing dan dengan sel berukuran tetap, pengguna dapat dengan mudah memonitor dan mengendalikan pita lebar (bandwidth) ATM dibandingkan dengan Ethernet.


Karakakteristik

Teknologi ATM menawarkan dua karakteristik yang memperbaiki tingkat kecepatan transfer data. Pertama, besarnya paket yang dikomunikasikan menjadi lebih kecil jika dibandingkan dengan protokol-protokol untuk sistem telepon, sehingga memungkinkan paket-paket dari pengguna yang berbeda yang melewati jaringan pada waktu yang bersamaan dapat dikelompokkan secara merata.Karakteristik ATM yang kedua adalah mengingkatnya kecepatan, dari 25 hingga 155 Mbps. Bahkan, peralatan ATM dapat menggabungkan 16 saluran menajadi satu untuk menghasilkan kecepatan transfer hampir sebesar 2,5 juta bit per detik.


sumber : www.wikipedia.com

Frame relay

Relai bingkai adalah protokol packet-switching yang menghubungkan perangkat-perangkat telekomunikasi pada satu Wide Area Network (WAN).[1] Protokol ini bekerja pada lapisan Fisik dan Data Link pada model referensi OSI.[2] Protokol Frame Relay menggunakan struktur Frame yang menyerupai LAPD, perbedaannya adalah Frame Header pada LAPD digantikan oleh field header sebesar 2 bita pada Frame Relay.

Frame Relay menawarkan alternatif bagi teknologi Sirkuit Sewa lain seperti jaringan X.25 dan sirkuit Sewa biasa. Kunci positif teknologiini adalah:[3]


Keuntungan Relai Bingkai

  • Sirkuit Virtual hanya menggunakan lebar pita saat ada data yang lewat di dalamnya, banyak sirkuit virtual dapat dibangun secara bersamaan dalam satu jaringan transmisi.
  • Kehandalan saluran komunikasi dan peningkatan kemampuan penanganan error pada perangkat-perangkat telekomunikasi memungkinkan protokol Frame Relay untuk mengacuhkan Frame yang bermasalah (mengandung error) sehingga mengurangi data yang sebelumnya diperlukan untuk memproses penanganan error..

Standarisasi Relai Bingkai

Proposal awal mengenai teknologi Frame Relay sudah diajukan ke CCITT semenjak tahun 1984, namun perkembangannya saat itu tidak signifikan karena kurangnya interoperasi dan standarisasi dalam teknologi ini. Perkembangan teknologi ini dimulai di saat Cisco,Digital Equipment Corporation (DEC), Northern Telecom, dan StrataCom membentuk suatu konsorsium yang berusaha mengembangkan frame relay. Selain membahas dasar-dasar protokol Frame Relay dari CCITT, konsorsium ini juga mengembangkan kemampuan ini untuk berinteroperasi pada jaringan yang lebih rumit. Kemampuan ini di kemudian hari disebut Local Management Interface (LMI).[4]


Format Frame Relay

Struktur Frame pada Frame Relay
Format Frame Relay terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:[5]

[sunting]Flags

Membatasi awal dan akhir suatu frame. Nilai field ini selalu sama dan dinyatakan dengan bilangan hexadesimal 7E atau 0111 1110 dalam format biner. Untuk mematikan bilangan tersebut tidak muncul pada bagian frame lainnya, digunakan prosedur Bit-stuffing dan Bit-destuffing.


Alamat
Terdiri dari beberapa informasi:
  1. Data Link Connection Identifier (DLCI), terdiri dari 10 bita, bagian pokok dari header Frame Relay dan merepresentasikan koneksi virtual antara DTE dan Switch Frame Relay. Tiap koneksi virtual memiliki 1 DLCI yang unik.
  2. Extended Address (EA), menambah kemungkinan pengalamatan transmisi data dengan menambahkan 1 bit untuk pengalamatan
  3. C/R, menentukan apakah frame ini termasuk dalam kategori Perintah (Command) atau Tanggapan (Response)
  4. FECN (Forward Explicit Congestion Notification), indikasi jumlah frame yang dibuang karena terjadinya kongesti di jaringan tujuan
  5. BECN (Backward Explicit Congestion Notification), indikasi jumlah frame yang mengarah ke switch FR tersebut tetapi dibuang karena terjadinya kongesti di jaringan asal
  6. Discard Eligibility, menandai frame yang dapat dibuang jika terjadi kongesti di jaringan


Data

Terdiri dari data pada layer di atasnya yang dienkapsulasi. Tiap frame yang panjangnya bervariasi ini dapat mencapai hingga 4096 oktet.


Frame Check Sequence

Bertujuan untuk memastikan integritas data yang ditransmisikan. nilai ini dihitung perangkat sumber dan diverifikasi oleh penerima.


Sirkuit Virtual


2 jenis sirkit dalam Frame Relay: Switched Virtual Circuit dan Permanent Virtual Circuit
Frame pada Frame Relay dikirimkan ke tujuannya dengan menggunakan sirkit virtual (jalur logikal dalam jaringan). Sirkit Virtual ini bisa berupa Sirkit Virtual Permanen (Permanent Virtual Circuit / PVC), atau Sirkit Virtual Switch (Switched Virtual Circuit / SVC).

Permanent Virtual Circuit (PVC)

PVC adalah koneksi yang terbentuk untuk menghubungkan 2 peralatan secara terus menerus tanpa memperhitungkan apakah sedang ada komunikasi data yang terjadi di dalam sirkit tersebut. PVC tidak memerlukan proses pembangunan panggilan seperti pada SVC dan memiliki 2 status kerja:
  1. Data Transfer, pengiriman data sedang terjadi dalam sirkit
  2. Idle, koneksi antar titik masih aktif tapi tidak ada data yang dikirimkan dalam sirkit SVC adalah koneksi sementara yang terbentuk hanya pada kondisi dimana pengiriman data berlangsung. Status-status dalam koneksi ini adalah:

    Switched Virtual Circuit (SVC)

    Call Setup, hubungan antar perangkat sedang dibangun
  3. Data Transfer, data dikirimkan antar perangkat dalam sirkit virtual yang telah dibangun
  4. Idle, ada koneksi aktif yang telah terbentuk, tetapi tidak ada data yang lewat di dalamnya
  5. Call Termination, pemutusan hubungan antar perangkat, terjadi saat waktu idle melebihi patokan yang ditentukan

Circuit switching

Dalam dunia telekomunikasi, jaringan circuit switching adalah jaringan yang mengalokasikan sebuah sirkuit (atau kanal) yang dedicated di antara nodes dan terminal untuk digunakan pengguna untuk berkomunikasi. Sirkuit yang dedicated tidak dapat digunakan oleh penelepon lain sampai sirkuit itu dilepaskan, dan koneksi baru bisa disusun. Bahkan jika tidak ada komunikasi berlangsung pada sebuah sirkuit yang dedicated, kanal tersebut tetap tidak dapat digunakan oleh pengguna lain. Kanal yang dapat dipakai untuk hubungan telepon baru disebut sebagai kanal yang idle.
Untuk call setup dan pengendalian (dan keperluan administratif lainnya) dapat digunakan sebuah kanal pensinyalan yang dedicated dari node terakhir ke jaringan. ISDN adalah salah satu layanan yang menggunakan sebuah kanal pensinyalan terpisah. Plain Old Telephone Service (POTS) tidak memakai pendekatan ini.
Sebuah metoda untuk membangun, memonitor perkembangan, dan menutup sebuah koneksi adalah dengan memanfaatkan sebuah kanal terpisah untuk keperluan pengontrolan, misalnya untuk links antar telephone exchanges yang menggunakan CCS7 untuk komunikasi call setup dan informasi kontrol dan menggunakan TDM untuk transportasi data di sirkuit tersebut.
Sistem telepon zaman dahulu merupakan contoh penggunaan circuit switching. Pelanggan meminta operator untuk menghubungkan mereka dengan pelanggan lain, yang mungkin berada pada yang sama, atau melalui sebuah inter-exchange link dan operator lain. Dimanapun posisi para pelanggan ini, tetap terbentuk sebuah koneksi antar telepon kedua pelanggan selama hubungan telepon berlangsung. Kawat tembaga yang sedang digunakan untuk koneksi ini tidak dapat digunakan untuk hubungan telepon lain, walaupun para pelanggan ini tidak sedang berbicara dan jalur ini dalam kondisi tidak digunakan (silent).
Akhir-akhir ini sudah dapat dilakukan multiplexing terhadap berbagai koneksi yang terdapat pada sebuah konduktor, namun demikian tetap saja setiap kanal pada link yang mengalami multiplexing selalu berada pada salah satu dari dua kondisi ini : dedicated pada sebuah koneksi telepon, atau dalam keadaan idle. Circuit switching mungkin relatif tidak efisien karena kapasitas jaringan bisa dihabiskan pada koneksi yang sudah dibuat tapi tidak terus digunakan (walaupun hanya sebentar). Di sisi lain, keuntungannya adalah cepatnya membuat koneksi baru, dan koneksi ini bisa digunakan dengan leluasa selama dibutuhkan.
Pendekatan lain adalah packet switching yang membagi data yang akan dikirimkan (misalnya, suara digital atau data komputer) menjadi kepingan-kepingan yang disebut paket, yang lalu dikirimkan melewati sebuah shared network. Jaringan packet switching tidak membutuhkan sebuah sirkuit khusus untuk melakukan koneksi. Dengan pendekatan ini banyak pasangan node dapat melakukan komunikasi yang hampir simultan pada kanal yang sama. Dengan tiadanya koneksi yang dedicated, masing-masing paket yang diberikan dilengkapi dengan alamat tujuan sehingga jaringan dapat mengirimkan paket tersebut ke tujuan yang diinginkan.

Selasa, 25 Oktober 2011

Packet Switching




 
Packet Switching Merupakan pengembangan dari Circuit Switching merupakan jaringan telekomunikasi yang awalnya digunakan untuk komunikasi suara seperti telephone. Dengan perkembangan komunikasi data circuit switching mulai melakukan transmisi bukan hanya suara tetapi juga data. Pada koneksi suara circuit switching bekerja baik karena sebagian waktu dipakai untuk satu pihak, seperti halnya telephone antara dua orang yang bergantian berbicara. Akan tetapi pada koneksi maupun komunikasi data waktu yang dipakai terbuang, misal koneksi dari satu host ke server akan banyak waktu nya idle. Sehingga circuit switching kurang efisien diterapkan pada komunikasi data.

Packet Switching merupakan suatu teknik komunikasi data yang terjadi pada Protocol WAN dimana data ditranmisikan kedalam paket-paket data dan apabila terdapat suatu data atau message panjang dan melebihi kapastitas transmisi akan dipotong menjadi barisan-barisan paket yang kecil. Setiap paket untuk dikirim terdiri dari data user dan info control. Info control sendiri merupakan suatu info pada paket data dan berisi alamat tujuan dimana paket tersebut dapat ditransfer melalui jaringan untuk mencapai tujuan.

Pada packet switching packet data akan dikonfersi kebentuk data rate yang mana dua buah station berbeda data rate nya dapat saling berhubungan dan tukar informasi. Apabila traffic suatu jaringan mulai padat akan dilakukan pemblokan pada packet/call yang akan diterima, hal ini dilakukan melihat kondisi beban traffic jaringan lagi padat dan jika traffic mulai menurun maka call akan diijinkan masuk. Untuk packet switched network packet diijinkan masuk tetapi delay delivery akan bertambah sesuai banyaknya packet yang masuk. Untuk delay waktu akan diprioritaskan pada packet yang pertama kali diterima dan selanjutnya. Berbeda untuk circuit switching koneksi packet data harus dengan data rate yang konstan artinya setiap perangkat yang terhubung dengan perangkat lain mengirimkan rate data yang sama. Dan hal ini yang membatasi koneksi suatu host dengan workstation.